Tuesday, October 18, 2011

Tak Jemu-Jemu

Pagi hari yang dingin di sebuah kota kecil yang bernama kota B, sudah terdengar suara ribut-ribut dari sebuah rumah yang terletak di sudut kota kecil tersebut.
“Arry.. bangun. Udah jam 06.45 nih, kamu gak sekolah?”, kata Mama Arry membangunkan Arry.
“Baru juga jam 6.45 ma. Bentar lagi napa? Dingin ni..”, kata Arry seraya menarik selimu tebalnya.
“Kamu ini kok males banget sih, bangun pagi? Bangun gak, kalau ngak bagun juga, mama siram kamu pakai air.”
“Ahhhh... Cuma pakai air kok ribet.”
“Ikh... Ni anak, bande banget sih dibilangin. Ya udah suka-suka kamu deh.”
“Gitu donk mam...”, kata Arry melanjutkan tidurna.
“Tapi, ni juga suka-suka mama ya”, kata mama Arry sambil menyiramkan segayung air ke muka Arry . “Gimana enakkan?”

Saturday, October 15, 2011

Cinta pada Cinta




D
i sudut kelas yang berisik, seorang gadis bernama Cinta duduk sambil menangisi nasipnya yang ia pikir sangat tidak menyenangkan.
“Hiks...hiks... Napa sih, nasip aku kayak gini? Dari SMP selalu jelek. Kapan nasip aku bisa lebih baik dari ini?”
Cinta menangisi nasipnya tanpa ada seorang pun teman di kelasnya yang prihatin atau mencemaskannya. Mereka terlalu sibuk dengan urusan masing-masing tanpa memikirkan perasaan seorang teman yang sudah dengan susah payah berusaha untuk jadi lebih baik dari hari ke hari agar diterima di kelas itu. Tapi sekeras apapun Cinta berusaha, dia tetap tidak diterima di kelas itu.
“Cin... Kamu napa, kok nagis?” tanya sabahat Cinta dari kelas lain yang menghampiri Cinta.
“Ra... Napa nasip aku gini? Napa gak ada seorang pun di kelas ini yang bisa nerima aku apa adanya? Napa mereka selalu liat kekurangan aku? Napa Ra,, napa?” tanya Cinta pada Fahira disela tangis di pelukan sahabatnya itu.